About

Selasa, 01 Juli 2008

Anda pasti sudah familiar dengan istilah Upgrade bukan?ya, meningkatkan kinerja suatu komponen atau sistem menjadi lebih tinggi. Seperti istilah Upgrade Handphone, Komputer, Notebook dsb. Disini kita akan mencoba membahas tentang Upgrade Notebook. Dimana kita akan membuat Notebook menjadi lebih cepat dan lebih hebat. Berikut inilah komponen-komponen yang bisa di Upgrade dan cara melakukan Upgrade.
Seperti halnya sebuah komputer PC yang dirakit sesuai spesifikasi yang diinginkan oleh seorang user berdasarkakan kebutuhannya, maka pada sebuah Notebook juga telah ada yang bisa demikian. seperti Notebook BYON contohnya. Notebook ini mudah dipersonalisasi dan dispesifikasi berdasarkan kebutuhan penggunanya. Berbeda dengan Notebook merk lain, maka Notebook ini juga bisa di Upgrade sesuai dengan komponen yang diinginkan oleh penggunanya. Seorang user tinggal membeli komponen-komponen yang ingin di-Upgrade, pasang, dan jadi deh. Tapi tidak semua produsen Notebook yang mempermudah konsumennya untuk melakukan Upgrade sendiri. Berbagai alasan kenapa produsen mempersulit hal tersebut. Yang menjadi dasar kekhawatiran mereka adalah mesalah kerusakan Hardware. Selain itu kemungkinan pemilik Notebook akan merasa dirugikan dengan masalah garansi bila kerusakan pada Hardware itu terjadi.
Sekarang timbul pertanyaan, apa saja sih yang bisa di-upgrade dari sebuah Notebook? apakah sama dengan apa yang bisa dilakukan pada sebuah PC yang bisa melakukan Upgrade pada setiap komponennya?
Biasanya seseorang akan melakukan Upgrade terhadap Harddisk, memori, kartu grafis, dan prosessor. Selain itu tak jarang orang yang juga melakukan Upgrade pada soundcard, monitor, power supply, bahkan juga motherboard. Dimana dengan malakukan penambahan kemampuan pada komponen-komponen tersebut bisa membuat kinerja suatu PC menjadi lebih cepat.
Akan tetapi tidak demikian halnya dengan Notebook. Komponen-komponen yang bisa di-Upgrade pada sebuah Notebook sangat terbatas, selain karana hangusnya garansi juga karena memang tidak mungkin dilakukan. Paling-paling, komponen yang bisa di-Upgrade pada sebuah Notebook hanya memori, harddisk, dan prosessor.

HARDDISK
Hal pertama yang harus dilakukan adalah back-up data dari Harddisk lama. Kalau sudah, bukalah panel belakang Notebook. Kalau posisi Harddisk sudah ditemukan, gunakan obeng untuk mencopot panel yang menutupi Hrddisk. Dengan perlahan, cabut Hardisk lama dan dengan hati-hati pasang Harddisk baru. Pasang lagi semua panel pada tempatnya.
Ada sebuah paket Upgrade Harddisk notebook yang memungkinkan pengguna melakukan klon terhadap Harddisk lama. Dengan demikian, sistem operasi, program-program, berikut data tidak perlu di-update. Semauanya akan disalin persis dari Harddisk lama ke Harddisk baru.

MEMORI
Perhatikan berapa clock yang bisa diterima notebook. Kalau notebook cuma bisa menerima memori 333MHz misalnya, panambahan memori 400MHz akan mubazir. Karena memori itu akan tetap bekerja pada 333MHZ.
Slot memori pada notebook biasanya ada dua. Bisa jadi yang satu sudah berisi memori standard, satunya masih kosong. Di slot yang masih kosong itulah memori baru dicolok. Kalau dua-duanya terisi, berarti salah satu memori standard harus dikorbankan. Biasanya, upgrade memori ini mudah. Pembuat notebook sudah membuatkan “pintu”khusus untuk mengakses slot memori. Kalau di notebook yang hendak di-upgrade kebetulan punya pintu itu, tinggal buka pintunya dan tampaklah slot memori. Kalau tidak ada, ambil obeng lagi, buka panel penutup, dan cari slot memori. Kadang-kadang, lokasi slot memori ini ada ditempat yang cukup rawan. Kalau sudah begitu, lebih baik minta tolong kepada pusat servis notebook saja. Kalau slot memori sudah kosong, tinggal pasang memori baru disitu. Pastikan posisi memori sudah benar dan dengan memperhatikan lekukan kecil pada keping memori. Ketika ujung-ujung konektor sudah pada tempatnya, dengan hati-hati tekan memori agar terpasang sempurna

PROSESOR
Upgrade prosesor sedikit rumit dan berisiko. Coba buka panel belakang notebook. Kalau prosesor sudah ditemukan disitu, panel yang harus dibuka adalah panel keyboard. Nah, ini yang sedikit repot. Carilah baut-baut yang digunakan untuk melepas panel keyboard. Ketika semua baut sudah dicopot, balik notebook. Dengan menggunakan obeng minus, dengan hati-hati congkel keyboard keluar. Hati-hati jangan sampai kabel penghubung keyboard purus.
Carilah prosesor. Biasanya prosesor ditutupi heatsink. Lepas semua beut pada heatsinks sehingga tampaklah si prosesor. Copot prosesor itu dengan hati-hati kemudian pasang yang baru. Pastikan posisinya benar dengan memperhatikan lokasi pin yang kosong pada prosesor. Kalau sudah, pasang lagi heatsink, keyboard, dan baut-baut dipanel belakang notebook. Nyalakan kembali notebook dengan memasukkan DVD(atauCD) sistem operasi.

Anda pernah dengar kan kalo PC tanpa UPS akan lebih rentan terkena bad sector pada Harddisk?semua pasti pernah dengar, bahkan sampai sekarang mitos tersebut masih menjadi momok bagi pengguna PC yang tanpa menggunakan UPS. Apa sebab?karena apabila tiba-tiba listrik padam mendadak, tanpa UPS maka PC dekstop akan tidak berdaya dan serta merta ikut mati. Beberapa berpendapat, listrik yang mati mendadak, atau dalam hal ini jika PC dimatikan secara paksa (mencabut kabel power pada PSU) dapat menyebabkan timbulnya bad sector.
Saran ini benar sekali untuk jenis Harddisk yang zaman dulu sekali. Ketika head harddisk masih disarankan untuk diposisikan dalam kondisi park saat PC dimatikan. Tetapi tidak untuk jenis Harddisk zaman sekarang, produksi pada kurun waktu dekade ini.
Head actuator pada harddisk terkini digerakkan dengan voice coil actuator. Secara otomatis, head actuator akan secara otomatis memposisikan diri seketika ke posisi aman jika catuan daya ke harddisk terputus. Jadi untuk harddisk dengan voice coil actuator, resiko untuk hal ini sangat minim. Berbeda dengan harddisk zaman dulu yang masih digerakkan dengan stepper motor yang masih tergantung pada fungsi mekanis. catuan daya ke hardisk yang terputus secara mendadak dapat saja membuat head terhenti diposisi yang tidak aman. Itu sebabnya harddisk terdahulu diposisikan dalam kondisi park.



Pada perangkat lunak iTunes dari Apple, ada dua pilihan format file saat orang mendigitalkan CD audio. Kedua pilihan itu adalah MP3 dan AAC (buakan Ayat-Ayat Cinta lho). Yang jadi pertanyaan format apa yang sebaiknya dipilaih? Jawabannya terserah saja. Yang perlu diketahui adalah perbedaan diantara keduanya.
MP3 harusnya tidak asing lagi bagi para pegguna komputer. Inilah format audio yang paling populer didunia komputer karena kompatibel dengan berbagai aplikasi, baik aplikasi komputer maupun aplikasi di internet. Bahkan, format ini sudah bisa diputar oleh berbagai pemutar VCD, DVD, atau Compo.
Lain halnya dengan AAC. Barangkali, banyak yang belum kenal dengan format ini. AAC merupakan kependekan dari Advanced Audio Coding. Apa bedanya dengan MP3?
Anggaplah ada sebuah CD audio hendak didigitalkan dengan iTunes. Dengan CD audio yang sama artinya sumber yang sama kualitas file AAC bisa lebih baik daripada file MP3 meskipun keduanya diatur pada bit rate yang sama. Malahan, bisa saja kualitas file AAC pada bit rate yang rendah terdengar lebih baik ketimbang file MP3 dengan bit rate yang lebih tinggi. Misalnya begini. Ada file AAC dengan bit rate 128 Kb/detik dan file MP3 dengan bit rate 160 Kb/detik. Meskipun bit rate AAC lebih rendah, tapi kualitas suara file AAC bisa sama bahkan lebuh baik ketimbang file MP3. Keuntungan lain, karena bit rate yang kecil, ukuran file pun jadi lebih kecil.