About

Sabtu, 08 November 2008

Saya tak bisa terima dan kirim email. Website saya mati, tidak bisa diakses. Itulah dua keluhan paling nyaring terdengar sejak kemarin akibat terputusnya serat optik telekomunikasi dasar laut di Taiwan. Gempa sebesar 7,1 skala Richter itu menganggu pengiriman data dan paket Internet di Indonesia. Maklum saja, semua penyelenggara jasa internet di Indonesia menggunakan sambungan di Taiwan tersebut untuk akses internasional. Pelajaran apa yang bisa kita petik dari musibah ini?

Pertama, bagi situs yang jelas-jelas menyasar ke pasar lokal, hendaknya sejak awal menggunakan hosting atau co-location lokal.

Indonesia sudah memiliki interkoneksi antar penyelenggara jasa internet dengan bandwidth besar, yakni IIX1, IIX2 dan IIX3. Putusnya koneksi internasional tidak mengganggu koneksi internet lokal. Semua portal atau situs lokal yang ditaruh di Indonesia, sejauh yang saya pantau masih bisa diakses dengan baik. Sebaliknya, beberapa situs lokal yang di-host di luar negeri, tak dapat diakses.

Strategi hosting lokal ini amat penting bagi situs/portal yang menyandarkan nasibnya pada trafik lokal. Selama koneksi Internet belum pulih, trafik situs lokal yang d-host di luar negeri dipastikan turun drastis. Hal ini tentu saja akan mengecewakan para pemasang iklan atau member berbayar. Situs e-commerce tentu akan menghadapi masalah yang lebih rumit.

Selain itu, strategi hosting lokal ini juga amat penting bagi perusahaan lokal yang sedang melakukan kampanye online dalam tempo singkat. Untunglah Toyota Rush yang sedang menjalankan strategi viral dalam tempo tiga bulan berada dalam jalur yang benar. Situs viralnya, Unleash Yourself, di-host di Indonesia. Banner iklannya dipasang di portal-portal yang di-host di Indonesia pula, yakni Kompas, SWA.co.id dan Oto.co.id. Coba bayangkan apa yang terjadi jika situs itu tak dapat diakses di saat gencar-gencarnya promosi?

Kedua, miliki email account dalam dan luar negeri.

Mereka yang terbiasa menggunakan email Yahoo!, MSN atau GMail akan merasakan dampak putusnya koneksi ini. Demikian pula mereka yang menempatkan server email perusahaannya di luar negeri. Untuk mengatasi hal-hal semacam ini, biasakan punya email account di dalam dan di luar negeri. Saya perhatikan sudah banyak perorangan yang menerapkan ini. Namun tak sedikit perusahaan baru atau perusahaan yang kurang perhatian mengenai internet yang tak merasa perlu memiliki website akhirnya membuat email account perusahaan di Yahoo!. Bahkan banyak program teve lokal yang memberikan kontak emailnya di Yahoo! atau GMail.

Dengan strategi memiliki email lokal dan internasional, masalah komunikasi via email akibat musibah di atas dapat diatasi.

Banyak rekan - rekan kita (web developer dan web desainer) yang di indonesia yang mendambakan webhosting yang realiable dan bisa diandalkan. Adapun pada umumnya tuntutan mereka adalah mencari layanan webhosting yang baik, bisa dipercaya, serta terjangkau harganya. Tulisan ini saya buat guna mempermudah rekan - rekan sekalian untuk mencari webhosting yang baik tersebut.
Didalam memilih webhosting yang baik, ada beberapa syarat utama yang harus bisa dipenuhi, syarat tersebut adalah :
  1. Dukungan layanan yang baik dan selalu bisa dihubungi.
  2. Dukungan hardware dan jaringan yang baik.

Mengapa kita harus memilih webhosting yang memiliki dukungan layanan yang selalu bisa dihubungi? Hal ini sangat penting karena, misalnya pada suatu ketika anda membutuhkan bantuan guna mensetting sesuatu hal pada situs anda, anda pasti menghubungi dukungan layanan tersebut, walaupun misalnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan melalui interface layanan kustomer yang pada umumnya disediakan oleh penyedia webhosting tersebut. Akan tetapi bukankah lebih menyenangkan jika yang menjawab pertanyaan anda adalah jawaban manusiawi?

Dukungan hardware dan jaringan yang baik? Hal ini juga penting, karena dengan dukungan hardware dan jaringan yang baik maka kemungkinan kegagalan pada situs anda akan sangat minim sekali. Adapun pilihan jaringan yang baik adalah yang sesuai dengan target pengunjung situs anda:

  • Jika pada umumnya target pengunjung adalah orang luar gunakanlah webhosting yang memiliki dukungan jaringan yang besar di luar negeri, sedangkan..
  • Jika target pengunjung adalah pengunjung dalam negeri maka usahakanlah anda memilih webhosting yang memiliki dukungan jaringan di IIX, adapun dalam pemilihan jaringan IIX usahakan memilih webhosting yang mempunyai server di dua simpul jaringan IIX, karena jaringan IIX kita sangat unik, terbagi atas 2 bagian, satu bagian telkom dan satu lagi bagian indosat, dan keduanya hingga pada saat ini belum bisa dikonekvitaskan secara langsung.
kami IndoGlobalWeb memberikan yang terbaik yang anda butuhkan, dengan layanan support 24 jam disertai dukungan hardware dan jaringan yang terbaik, kami menyediakan 2 server webhosting terbaik untuk anda, dengan layanan powerfull, 1 server di USA dan 1 server di Indonesia dengan koneksi IIX, silahkan buktikan dengan memanfaatkan jasa yang kami berikan
Untuk mengupload file melalui CPanel silahkan masuk ke:

http://www.domainnameanda.com/cpanel (bila Anda menggunakan domain name sendiri) atau http://subdomainanda.IndoGlobalWeb.com/cpanel (bila Anda menggunakan subdomain IndoGlobalWeb.com)

kemudian klik pada link "File Manager", sebuah jendela browser akan terbuka. dan anda bisa memanfaatkan file manager untuk mengupload atau mengedit serta menghapus file file website anda

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Untuk mengupload file melalui FTP gunakan data berikut:

  • FTP HOST : namadomainanda.com (bila Anda menggunakan domain name sendiri) atau subdomainanda.IndoGlobalWeb.com (bila Anda menggunakan subdomain IndoGlobalWeb.com)
  • FTP USER : (masukan user name anda yang di berikan oleh IndoGlobalWeb)
  • FTP PASSWORD : (masukan password anda yang di berikan oleh IndoGlobalWeb atau password yang anda masukan pada saat melakukan order atau jika anda pernah mengganti password anda melalui cpanel maka masukan password terbaru anda)

Masukkan semua file-file HTML atau PHP anda ke folder "PUBLIC_HTML" atau "WWW" Anda perlu untuk membuat file bernama index.htm, index.html, atau index.php agar saat situs Anda diakses file tersebut yang akan ditampilkan.

Pengertian Dan Pengantar Domain

Ketika suatu saat kita hendak mengakses suatu situs web tertentu, biasanya kita cukup mengetikkan alamat situs web tersebut pada browser, dan dalam beberapa saat, tampilan situs yang kita tuju akan segera terpampang pada layar monitor. Demikian pula saat kita saling berkirim email, yang kita butuhkan hanyalah sebuah alamat email untuk menentukan kemanakah pesan kita akan dilayangkan. Semua kemudahan itu tidak lepas dari peranan domain.

Sebenarnya, apa sih domain itu? Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai pengertian domain, kita perlu sedikit mengetahui tentang bagaimana sebuah host di lingkungan internet diakses. Internet terdiri dari jutaan komputer sebagai host yang tersebar di seluruh dunia yang kesemuanya saling berhubungan melalui suatu bentuk jaringan dengan hirarki tertentu. Host-host tersebut saling berkomunikasi melalui suatu protokol standar yang disebut TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Agar setiap komputer yang membentuk jaringan internet dapat berkomunikasi satu sama lain, maka masing-masing haruslah memiliki alamat tertentu. Alamat ini haruslah unik, jadi, tidak bolah ada dua host yang memiliki alamat yang sama.

Sistem pengalamatan yang digunakan berupa kombinasi 4 deret bilangan antara 0 s/d 255 yang masing-masing dipisahkan oleh tanda titik (.), mulai dari 0.0.0.1 hingga 255.255.255.255. Deretan angka-angka ini dikenal sebagai alamat IP (IP address). Setiap host yang tersambung dalam jaringan internet harus memiliki alamat IP sebagai pengenal agar dapat bekomunikasi dengan host lain dalam jaringan. Pengalamatan berbasis IP ini memungkinkan internet mengalamati lebih dari 4 milyar host. Pada kenyataannya, tidak semua kombinasi alamat IP bisa dipergunakan. Ada beberapa kombinasi khusus yang dicadangkan untuk keperluan tertentu sehingga tidak boleh digunakan untuk keperluan pengalamatan, contohnya adalah IP 127.0.0.1 yang diperlukan untuk menunjuk (lookup) ke host lokal.

Walaupun secara teknis sistem pengalamatan berbasis IP ini cukup handal, tetapi ia masih memiliki kelemahan. Otak manusia umumnya tidak mudah untuk mengingat kombinasi angka dalam jumlah besar. Solusinya adalah mengasosiasikan nomor IP tersebut dalam kombinasi huruf yang membentuk sebuah nama yang mudah diingat. Nah, nama host sebagai pengenal di jaringan internet inilah yang kita sebut sebagai domain, sedangkan sistem pengalamatan berbasis domain dikenal sebagai Domain Name Service (DNS).

Penamaan Domain

Tentu saja untuk menamai sebuah host tidak bisa dilakukan secara sembarangan, Ada aturan-aturan teknis tertentu yang harus dipatuhi agar domain tersebut dapat dipandang sebagai domain yang valid. Pengalamatan berbasis domain menggunakan sistem berjenjang, mulai dari level paling atas (dikenal sebagai TLD, Top Level Domain), hingga jenjang di bawahnya. Ambil contoh situs web ini. Dari nama domainnya dapat dilihat bahwa alamat situs ini (http://dhani.singcat.com) merupakan subdomain dari domain Singcat yang bernaung dibawah TLD .com.

TLD .com (commercial) adalah suatu TLD internasional yang melingkupi host yang menangani aktifitas komersial. Selain itu, dikenal pula TLD .net (network) untuk jaringan, .org (organization) untuk organisasi lain-lain, .edu (educational) untuk lembaga pendidikan, .gov (government) untuk lembaga pemerintahan dan .mil (military) untuk kepentingan militer. Penetapan TLD internasional tersebut berada dalam wewenang ICANN (The Internet Corporation for Assigned Names and Numbers, www.icann.org), sebuah organisasi nirlaba internasional yang khusus menangani hal-hal yang berkaitan dengan alokasi IP di Internet, protokol-protokol yang digunakan, serta manajemen sistem penamaan berbasis domain. Sementara itu, pengelolaan TLD secara administratif merupakan wewenang dari IANA (Internet Assigned Numbers Authority, www.iana.org), yang juga merupakan sebuah organisasi nirlaba yang mengemban fungsi koordinasi global di internet.

Pada mulanya, TLD .com, .net, maupun .org, digunakan sesuai peruntukannnya, namun belakangan karena pemilikan domain dibawah TLD ini bersifat bebas dan menerapkan prosedur yang otomatis, maka peruntukannya cenderung diabaikan. Diantara seluruh TLD internasional tersebut, TLD .com merupakan TLD yang paling laris. Mungkin ini berhubungan dengan demam DotCom yang saat ini sedang melanda dunia sehingga setiap perusahaan akan merasa ketinggalan jaman apabila belum memiliki domain sendiri dibawah TLD .com.

Dewasa ini, pengguna TLD internasional, terutama "trio" .net, .com, dan .org, sudah sangat berjubel. Bagi calon pemilik domain baru, akan sulit sekali untuk menemukan baik kata, maupun singkatan yang belum terpakai. Karenanya ICANN menetapkan beberapa TLD baru, diantaranya .info, .news, .biz, .museum, .coop, .name, dan .aero.

TLD Lokal

Selain TLD internasional, kita juga mengenal TLD lokal yang mencakup suatu negara tertentu (dikenal sebagai Country Code Top Level Domain, ccTLD). Sebagai contoh, ccTLD untuk Inggris adalah .uk, Malaysia .my, dan India .in. Sebuah ccTLD ditetapkan oleh ICANN, namun pengelolaannya diserahkan kepada lembaga yang ditunjuk di negara bersangkutan. Indonesia sendiri memiliki ccTLD .id dan pengelolaannya diserahkan kepada IDNIC (www.idnic.net.id)

Sebagai lembaga otoritas yang mengatur penggunaaan ccTLD Indonesia, IDNIC menetapkan beberapa subdomain bagi ccTLD .id sesuai dengan peruntukannya masing-masing. Subdomain yang tersedia adalah .co.id (corporate, perusahaan), .net.id (network, jaringan atau ISP), .or.id (organization, organisasi lain-lain), go.id (government, lembaga pemerintahan), .ac.id (academy, lembaga pendidikan), dan .mil.id (military, lembaga militer). Belakangan ditambahkan pula subdomain .sch.id (school, sekolahan), .web.id (situs pribadi) dan .war.net.id (untuk Warnet).

Berbeda dengan pemilikan TLD global yang relatif bebas, maka IDNIC menetapkan aturan-aturan yang ketat untuk penggunaan domain berbasis Indonesia. Tujuannya selain untuk mencegah penyalahgunaan, juga agar setiap domain hanya digunakan oleh mereka yang betul-betul berhak.

Beberapa negara termasuk beruntung karena memiliki ccTLD yang mudah diasosiasikan dengan istilah atau terminologi tertentu. Ambil contoh Tuvalu, sebuah negeri mungil ditengah samudera Pasifik. TLD .tv milik negara ini laris manis dikalangan pengelola stasiun televisi. Tidak heran, bahkan stasiun TV Indonesia, RCTI sampai merasa perlu meninggalkan domain rcti.co.id untuk berpindah ke domain rcti.tv. Nasib serupa dialami oleh Micronesia Prancis (French Micronesia) dimana domain .fm milik negara ini kondang dikalangan pengelola stasiun-stasiun radio. Tentu saja negara-negara bersangkutan dapat meraup devisa yang lumayan dari hasil berjualan domain ini.

Bagaimana dengan Indonesia? Walaupun ccTLD .id milik Indonesia dapat dengan mudah diasosiasikan dengan "identifikasi" atau "identitas" -- yang pasti akan menarik perhatian mereka yang menginginkan domain yang unik-namun setidaknya hingga saat ini, IDNIC masih belum berniat untuk menjual domain berbasis Indonesia kepada pihak-pihak, baik perusahaaan, organisasi, atau perorangan yang tidak memiliki kaitan dengan Indonesia.

Cybersquatter dan Domain Pelesetan

Untuk memiliki sebuah domain, maka kita haruslah mendaftar pada badan/lembaga/perusahaan yang yang memiliki hak untuk menambahkan domain baru dibawah TLD yang sudah ada. Lembaga ini disebut dengan Registrar. Bergantung kepada jenis TLD yang kita inginkan, apakah global atau regional, kita bisa mendaftar kepada registrar yang sesuai. Registrar untuk TLD global ada cukup banyak dan mereka mematok harga yang cukup bervariasi, mulai dari dibawah USD 10 hingga yang termahal USD 35/domain/tahun, sedangkan TLD berbasis Indonesia sendiri dapat dibeli di situs IDNIC seharga Rp. 150.000,- /domain/tahun.

Proses registrasi akan memberikan akses ke control panel pada situs web registrar yang bersangkutan dimana pemilik domain dapat melakukan pengesetan lebih lanjut, terutama untuk mengaitkan domain miliknya dengan alamat IP host yang akan menggunakan domain tersebut.

Sepintas biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah domain relatif kecil, namun dalam kenyataannya hal yang sebaliknya bisa saja terjadi. Apa pasal? Sebagai suatu identitas di dunia maya, domain memiliki peran yang signifikan bagi pelaku bisnis. Setiap pemilik domain tentu berharap agar nama domain mereka berkorelasi dengan nama perusahaan atau produk yang hendak ditampilkan melalui media internet. Ini tentu tidak menjadi masalah apabila domain yang diincar tersebut memang belum ada yang memiliki. Tapi kalau sudah? Tentu hanya ada dua alternatif. Yang pertama, adalah mencari domain lain yang juga cocok (dan belum ada yang punya), dan alternatif kedua adalah dengan membeli domain tersebut dari pemiliknya, tentu saja dengan harga yang ia minta.

Kenyataan semacam ini membuat domain sering dimanfaatkan sebagai objek spekulasi yang menguntungkan. Para "spekulan domain" bekerja dengan modus membeli domain-domain tertentu untuk kemudian dianggurkan dengan harapan suatu saat ada pihak yang membutuhkan domain tersebut dan kemudian bersedia membeli dengan harga tinggi. Aktifitas ini dikenal sebagai cybersquatting, dan pelakunya biasa disebut cybersquatter.

Banyak cerita menarik yang berhubungan dengan aktifitas ini. Salah satu pihak yang pernah merasakan "dikerjai" cybersquatter adalah Digital Corp. Sebuah perusaan hardware ternama di AS. Bermula dari sebuah situs mesin pencari (search engine) yang dikembangkan oleh pihak digital. Entah karena masih percobaan atau kurang "pede" bersaing dengan situs mesin pencari lain yang sudah kondang, alamat situs mesin pencari-yang dinamai Altavista-tersebut hanya ditempatkan sebagai sebuah subdomain dari situs Digital. Belakangan ketika diluar dugaan mesin pencari ini menjadi aplikasi yang begitu populer, terbersit niat dikalangan para pengembangnya untuk membuatkan domain tersendiri untuk mesin pencari tersebut dengan domain altavista.com. Celakanya, domain tersebut ternyata sudah ada yang punya. Walhasil pihak Digital harus merogoh kocek hingga puluhan ribu USD untuk menebus domain ini dari tangan sang spekulan.

Peristiwa serupa dialami oleh Amien Rais. Ketua MPR-RI ini terpaksa urung menggunakan domain amienrais.com untuk situs pribadinya yang baru dibuka tahun 2002 lalu karena domain tersebut sudah keburu disambar orang lain. Entah berapa tebusan yang diminta oleh sipemilik domain atau mungkin pak Amien sendiri yang tidak mau repot sehingga ia lebih memilih menggunakan domain e-amienrais.com.

Kisah yang tak kalah serunya dialami oleh sebuah grup band kondang dari tanah air sekitar awal tahun 2002 lalu. Bermula ketika webmaster yang diserahi menjaga situsnya lupa meng-update domain yang sudah kadaluwarsa. Hal ini belakangan berakibat fatal karena domain yang sudah kadaluwarsa tersebut lantas diambil alih seorang cybersquatter asal Hongkong dan diarahkan ke … situs porno! Belakangan sang pemilik baru menawarkan untuk mengembalikan domain tersebut ke pemilik semula. Tentu saja tawaran ini tidak gratis. Tidak tanggung-tanggung ia memasang bandrol hingga USD 8000 untuk domain tersebut.

Tidak cuma kalangan bisnis dan selebritis (baik dari dunia hiburan maupun selebritis politik) yang dipusingkan oleh soal domain. Tidak kurang dari pengelola situs Gedung Putih (www.whitehouse.gov) juga direpotkan oleh hal yang sama. Persoalannya karena ada pihak tertentu yang membuka situs khusus dewasa dengan domain yang sama namun dibawah TLD berbeda dengan situs yang menampilkan salah satu simbol negara adikuasa tersebut.

Kasus serupa (tapi tak sama) juga pernah terjadi di Indonesia antara situs mustikaratu.com, situs resmi milik PT Mustika Ratu, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang obat-obatan tradisional, dengan mustika-ratu.com yang dimiliki oleh pihak lain. Kasus ini bahkan bergulir hingga ke pengadilan dan konon tercatat sebagai kasus hukum pertama yang berkaitan dengan penggunaan domain di Indonesia.

Namun kasus pemelesetan domain yang paling fatal terjadi sekitar pertengahan tahun 2001 lampau, menimpa sebuah situs internet banking (i-banking) milik sebuah bank papan atas di Indonesia. Kala itu seorang hacker, juga dari Indonesia, membuka sejumlah situs dengan domain yang mirip dengan situs bank bersangkutan. Berikutnya, dengan menjiplak isi situs asli ke dalam situs yang menggunakan domain pelesetan tersebut, sang hacker berhasil menjaring ratusan nomor PIN milik nasabah bank tersebut yang keliru melakukan transaksi i-banking di situs yang menggunakan domain pelesetan miliknya. Para nasabah ini masuk ke situs pelesetan tersebut karena salah mengetik alamat situs bank yang dituju. Untungnya, sang hacker tidak berniat buruk. Konon tindakan itu hanya dilakukannya untuk kegiatan penelitian. Begitu pula file yang menyimpan ratusan data nasabah, termasuk nomor PIN, yang terjaring telah dimusnahkan dan tidak sampai disalahgunakan.

Peristiwa spekulasi domain maupun pemelesetan sebuah domain yang telah dikenal publik seharusnya tidak sampai menimpa pemilik situs web berbasis Indonesia apabila mereka menggunakan TLD regional Indonesia. Ini dikarenakan ketatnya prosedur pendaftaran domain berbasis Indonesia sehingga sangat kecil kemungkinan adanya penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungawab. Tapi mungkin karena faktor gengsi atau dianggap lebih bonafid, sehingga banyak pihak yang memilih menggunakan domain global, dengan segala resiko dan konsekuensinya.
Domain name DTD (Domain Tingkat Dua) Indonesia:

.web.id, .co.id, .or.id, .go.id, .ac.id, .mil.id, .net.id, .sch.id, war.net.id.

Persyaratan Penggunaan dan Pendaftaran DTD Indonesia:

ac.id
* Untuk lembaga pendidikan minimal penyelenggara setara diploma I
* SK Depdikbud pendirian lembaga
* No Akta Pendirian / SK REKTOR (Pimpinan Lembaga)
* Surat pernunjukan/kuasa dari pejabat tertinggi lembaga pendidikan tentang pendaftar domain
* Fotokopi KTP/kartu identitas penerima kuasa.

co.id
* Untuk perusahaan Swasta yang memiliki Badan Hukum
* Fotokopi KTP Penanggung jawab
* NPWP
* SIUP / Akte Pendirian Perusahaan
* khusus untuk perusahaan, pastikan bahwa Anda memiliki nama perusahaan (harus disertai nomor NPWP atau SIUP) yang sama atau berhubungan dengan domain yang Anda pilih.
* Surat pendaftaran merk atau hak paten (bila ada).

go.id
* Untuk area pemerintahan seperti Instansi, Departemen, Badan, dll.
* Pendaftar bertindak atas nama badan/lembaga/institusi pemerintah dan termasuk dalam kategori departemen, non departemen, BUMN serta industri strategis.
* Surat Keputusan Kepala Institusi/ minimal pejabat eselon2 tentang pemilihan nama domain.
* Nama domain yang didaftarkan harus merupakan nama resmi lembaga, instansi, departemen, atau BUMN yang bersangkutan, yang berkaitan dengan pemerintah Indonesia.
* Struktur organisasi dari pemerintahan yang berkaitan dengan kantor tersebut akan digunakan sebagai landasan dalam menentukan nama serta susunan selanjutnya dari sub-domain.

mil.id
* Domain untuk TNI (Tentara Nasional Indonesia)
* Pendaftar bertindak atas nama TNI.
* Adanya Surat Keputusan tentang pemilihan nama domain.
* Nama domain yang didaftarkan harus merupakan nama resmi lembaga
* Struktur organisasi dari instasi akan digunakan sebagai landasan dalam menentukan nama serta susunan selanjutnya dari sub-domain.

net.id
* Untuk organisasi pemegang Ijin Penyelenggara jasa telekomunikasi (ISP, Telco, VSAT, Seluler dll.)
* Fotokopi KTP Penanggung jawab
* Ijin usaha telekomunikasi (ISP, Telco, VSAT, Seluler dll.) dari Pemerintah.

or.id
* Untuk Organisasi/ Yayasan/ Perkumpulan/ Komunitas
* Fotokopi KTP Penanggung jawab
* SK. Organisasi / Akte Yayasan / Akte Organisasi

sch.id
* Untuk Lembaga Pendidikan seperti SD, SMP, SMU, dan lainnya yang beroperasi sesuai dengan perundangan yang berlaku, termasuk yang bukan di bawah naungan Ditjen DikDasmen Depdikbud, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah
* Surat pengajuan resmi dari Kepala Sekolah yang bersangkutan (diatas kop surat, ditandatangani dan dibubuhi stempel sekolah ybs)
* Fotokopi KTP / kartu identitas dari kepala sekolah/kepala UPT/pejabat yang ditunjuk sebagai penanggung jawab

war.net.id
* Untuk usaha Warung Internet
* Fotokopi KTP Penanggung jawab
* SIUP / Ijin Mengadakan Keramaian (jika ada)

web.id
* Untuk organisasi umum diluar ac, co, go, net, or, sch, warnet.ID
* Fotokopi KTP Penanggung jawab
* Surat Keterangan organisasi

Jika data-data yang diberikan tidak akurat (bohong) maka penggunaan domain bisa ditinjau kembali (dicabut).

Harap pendaftar mencermati kriteria umum penamaan domain .id

  1. Ada kaitan jelas antara nama domain dengan nama organisasi yang didaftarkan.
  2. Tidak menggunakan nama yang menunjukkan nama geografis.
  3. Tidak melanggar HaKI.
  4. Tidak menggunakan kata-kata yang menimbulkan dampak SARA.
  5. Tidak menggunakan kata-kata yang melanggar norma-norma dan kaidah hukum dan agama yang berlaku di Indonesia.
  6. Nama domain terdiri dari Alphabet “A-Z”,”a-z”, angka “0-9″, dan karakter “-”. (RFC819)
  7. Nama domain selalu diawali dengan alphabet. (RFC819)
  8. Nama domain minimum dua karakter
  9. Panjang nama domain tidak lebih dari 26 karakter.
Harap pendaftar mencermati kriteria umum penamaan domain .id

* 1.Ada kaitan jelas antara nama domain dengan nama organisasi yang didaftarkan.
* 2.Tidak menggunakan nama yang menunjukkan nama geografis.
* 3.Tidak melanggar HaKI.
* 4.Tidak menggunakan kata-kata yang menimbulkan dampak SARA.
* 5.Tidak menggunakan kata-kata yang melanggar norma-norma dan kaidah hukum dan agama yang berlaku di Indonesia.
* 6.Nama domain terdiri dari Alphabet “A-Z”,”a-z”, angka “0-9″, dan karakter “-”. (RFC819)
* 7.Nama domain selalu diawali dengan alphabet. (RFC819)
* 8.Nama domain minimum dua karakter
* 9.Panjang nama domain tidak lebih dari 26 karakter

Banyak rekan - rekan kita (web developer dan web desainer) yang di indonesia yang mendambakan webhosting yang realiable dan bisa diandalkan. Adapun pada umumnya tuntutan mereka adalah mencari layanan webhosting yang baik, bisa dipercaya, serta terjangkau harganya. Tulisan ini saya buat guna mempermudah rekan - rekan sekalian untuk mencari webhosting yang baik tersebut.
Didalam memilih webhosting yang baik, ada beberapa syarat utama yang harus bisa dipenuhi, syarat tersebut adalah :
  1. Dukungan layanan yang baik dan selalu bisa dihubungi.
  2. Dukungan hardware dan jaringan yang baik.

Mengapa kita harus memilih webhosting yang memiliki dukungan layanan yang selalu bisa dihubungi? Hal ini sangat penting karena, misalnya pada suatu ketika anda membutuhkan bantuan guna mensetting sesuatu hal pada situs anda, anda pasti menghubungi dukungan layanan tersebut, walaupun misalnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan melalui interface layanan kustomer yang pada umumnya disediakan oleh penyedia webhosting tersebut. Akan tetapi bukankah lebih menyenangkan jika yang menjawab pertanyaan anda adalah jawaban manusiawi?

Dukungan hardware dan jaringan yang baik? Hal ini juga penting, karena dengan dukungan hardware dan jaringan yang baik maka kemungkinan kegagalan pada situs anda akan sangat minim sekali. Adapun pilihan jaringan yang baik adalah yang sesuai dengan target pengunjung situs anda:

  • Jika pada umumnya target pengunjung adalah orang luar gunakanlah webhosting yang memiliki dukungan jaringan yang besar di luar negeri, sedangkan..
  • Jika target pengunjung adalah pengunjung dalam negeri maka usahakanlah anda memilih webhosting yang memiliki dukungan jaringan di IIX, adapun dalam pemilihan jaringan IIX usahakan memilih webhosting yang mempunyai server di dua simpul jaringan IIX, karena jaringan IIX kita sangat unik, terbagi atas 2 bagian, satu bagian telkom dan satu lagi bagian indosat, dan keduanya hingga pada saat ini belum bisa dikonekvitaskan secara langsung.
kami IndoGlobalWeb memberikan yang terbaik yang anda butuhkan, dengan layanan support 24 jam disertai dukungan hardware dan jaringan yang terbaik, kami menyediakan 2 server webhosting terbaik untuk anda, dengan layanan powerfull, 1 server di USA dan 1 server di Indonesia dengan koneksi IIX, silahkan buktikan dengan memanfaatkan jasa yang kami berikan

Senin, 03 November 2008

yang perlu diperhatikan antara lain :
1. tipe slot yang digunakan, AGP atau PCI-E, ini biasanya dapat dilihat dari mobo yang digunakan
2. chipset yang digunakan, kualitas vga chipset baru dapat lebih baik dari chipset lama meskipun memori VGA yang lama lebih besar
3. memori dari vga itu sendiri dibedakan ada yang 256 MB 64 bit atau 256 MB 128 bit
semakin besar kedua angka tersebut semakin baik.
4. perhatikan sistem pendinginan yang digunakan apakah butuh power tambahan tidak
untuk vga baru mungkin butuh PSU minim 400 W

gini aja cara bodohnya: ente liat vga-nya heatsink+kipasnya bagus ga? kalo dari pendinginnya bagus, nah berarti tu VGA kelas kenceng......